SISTEM
MANAJEMEN MUTU
“Manajemen
Sumber Daya”
Disusun
Oleh:
1. Novita
Isro’ani N.R (1332610161)
2. Rini
Fitasari (1332610114)
3. Sandy
Kartikasari (1332610042)
4. Yossy
Agustina (1332610038)
KELAS
1D D3 ADMINISTRASI BISNIS
POLITEKNIK
NEGERI MALANG
2013
/ 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
ucapkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayahnya penyusunan
laporan yang berjudul “Manajemen Sumber Daya” ini dapat kami selesaikan. Tak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami juga mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada ibu guru
dan, teman-teman sekelas apabila ada kesalahan dalam penyusunan makalah, baik
susunan makalah maupun hasil materi yang kami peroleh.
Kami berharap dengan penulisan makalah ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi kami dan para pembaca umumnya. Serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan dan
meningkatkan prestasi di masa yang akan
datang.
Demikian
beberapa hal yang dapat kami ucapkan, apabila ada kesalahan kata-kata kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Malang, 10
Maret 2014
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
ISO 9001 adalah standar
internasional yang diakui untuk sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM). SMM
menyediakan kerangka kerja bagi perusahaan anda dan seperangkat prinsip-prinsip
dasar dengan pendekatan manajemen secara nyata dalam aktifitas rutin perusahaan
untuk terciptanya konsistensi mencapai kepuasan pelanggan.
Sebuah perusahaan atau
organisasi yang telah diaudit dan disertifikasi sebagai perusahaan yang memenuhi
syarat-syarat dalam ISO 9001 berhak mencantumkan label "ISO 9001 Certified" atau
"ISO 9001 Registered". Sertifikasi terhadap salah satu ISO 9000
standar tidak menjamin kualitas dari barang dan jasa yang dihasilkan.
Sertifikasi hanya menyatakan bahwa bisnis proses yang berkualitas dan konsisten
dilaksanakan di perusahaan atau organisasi tersebut. Organisasi harus menetapkan dan menyediakan sumber daya yang
diperlukan.
1. Untuk menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutu dan terus menerus
memperbaiki keefektifannya, dan
2. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan
pelanggan.
Dalam SMM
juga penting untuk diketahui berbagai prioritas. Prioritas SMM adalah mencapai
sasaran mutu secara efektif. Sedangkan sasaran mutu SMM adalah mencapai
persyaratan yang diinginkan pelangan guna mencapai kepuasan pelanggan. Untuk
itulah pemenuhan sumberdaya harus diarahkan dalam upaya memenuhi kepuasan
pelanggan tersebut.
Dalam lembaga pendidikan yang
merupakan kategori lembaga jasa non profit maka pemenuhan sumber daya harus
diarahkan untuk upaya menghasilkan lulusan yang kompeten. Dalam lingkup
fakultas/ unit/ lembaga maka pemenuhan sumber daya tersebut disesuaikan dengan
bidang kerja pada fakultas/ unit/ lembaga terkait. Namun demikian, sangat
penting bagi perusahaan atau organisasi untuk memiliki rencana dalam upaya
pemenuhan sumber daya dalam jangka panjang. Berkaitan dengan sumber daya
tersebut maka akan dikelompokkan menjadi sumber daya manusia dan sumber daya
non manusia.
BAB
II
ISI
2.1 Sumber Daya Manusia (SDM)
Personel yang melaksanakan pekerjaan yang berdampak pada kesesuaian
persyaratan produk harus memiliki kompetensi atas dasar pendidikan, pelatihan,
keterampilan dan pengalaman yang sesuai. Organisasi harus:
a) Menetapkan kompetensi yang
diperlukan bagi personel yang melaksanakan pekerjaan yang mempengaruhi
kesesuaian produk yang dipersyaratkan.
b) Jika dapat diterapkan
pelatihan atau tindakan lain perlu disediakan untuk memenuhi kompetensi yang
diperlukan.
c) Menilai keefektifan tindakan
yang dilakukan.
d) Memastikan bahwa personelnya
sadar akan relevansi dan pentingnya kegiatan mereka dan bagaimana sumbangan
mereka bagi pencapaian sasaran mutu.
e) Memelihara rekaman yang
sesuai tentang pendidikan, pelatihan dan pengalaman.
Proses pelatihan diarahkan untuk
mempersempit atau menutup gap kompetensi SDM dengan persyaratan untuk
menghasilkan produk dipersyaratkan. Dalam kaitan dengan pengembangan
kompetensi, perusahaan atau organisasi harus melakukan upaya untuk membuat
pengembangan kompetensi bagi para dosen dan pegawai lainnya sesuai dengan yang
dipersyaratkan. Sebenarnya dalam kaitan dengan pengampu mata kuliah oleh dosen,
kesesuaian kompetensi ini sangat diharuskan, karena tidak mungkin kompetensi
mahasiswa dapat dicapai jika proses pembelajaran dilakukan oleh dosen yang
tidak memiliki kompetensi untuk mata kuliah yang akan diampunya. Namun dengan
berkembangnya berbagai teknologi, kemudian menuntut juga berbagai pekerjaan
administratif untuk dilakukan oleh personel yang kompeten pula, hal ini
disebabkan karena banyak pekerjaan administrasi yang kemudian menggunakan
berbagai peralatan teknologi yang membutuhkan personel yang kompeten dalam mengoperasikannya.
Demikian pula dengan
pekerjaan-pekerjaan lain, laporan misalnya, juga menuntut kompetensi yang sesuai
untuk melaksanakan berbagai tugas sebagai laporan. Kegiatan-kegiatan
dalam fungsi pengembangan sumber daya manusia ini bertujuan untuk meningkatkan
dan mengembangkan kemampuan sumber daya manusia yang telah dimiliki, sehingga
tidak akan tertinggal oleh perkembangan organisasi serta ilmu pengetahuan dan
teknologi. Fungsi operasional manajemen sumber daya manusia yang berada dalam
fungsi ini adalah
a. Pelatihan
dan Pengembangan
Pelatihan dan pengembangan tenaga kerja dilakukan
dengan mengikutsertakan tenaga kerja tersebut dalm program pelatihan dan
program pengembangan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan seorang tenaga kerja, sehingga mampu menyesuaikan atau mengikuti
perkembangan kebutuhan organisasi.
b. Pengembangan
Karir
Pengembangan karir meliputi kegiatan-kegiatan yang
menyangkut pengembangan karir seorang tenaga kerja, baik dalam bentuk kenaikan
pangkat maupun promosi jabatan.
Sistem
Manajemen Mutu adalah orang-orang kompeten, sadar akan persyaratan sistem
tersebut, dan terlatih untuk menggunakannya. Hal ini bisa dilakukan dengan tiga
cara yaitu:
1.
Menilai kemampuan anggota
tim. Penilaian kemampuan dirancang untuk dijadikan dasar peningkatan tim atau
perbaikan.
2.
Mengisi tiap celah atau
kesenjangan kemapuan dengan memberikan pelatihan. Pelatihan ini bisa berupa
pelatihan Sistem Manajemen Mutu, pelatihan proses umum, pelatihan teknik atau
gabungan ketiganya.
3.
Mengevaluasi secara berkala
kinerja anggotanya.
Sesuai dengan
pengertian manajemen sumber daya manusia yang telah dirumuskan di atas, maka
kegiatan-kegiatan pengelolaan sumber daya manusia di dalam suatu organisasi
dapat diklasifikasi ke dalam beberapa fungsi.
1. Fungsi
Perencanaan
Yaitu melaksanakan tugas dalam perncanaan kebutuhan,
pengadaan, pengembangan, dan pemeliharaan sumber daya manusia.
2. Fungsi
Pengorganisasian
Yaitu menyusun suatu organisasi dengan mendesain
struktur dan hubungan antara tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh tenaga
kerja yang dipersiapkan.
3.
Fungsi Pelaksanaan
Yaitu memberikan dorongan untk menciptakan kemauan
kerja yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.
4. Fungsi
Pengendalian
Yaitu melakukan pengukuran-pengukuran antara
kegiatan yang dilakukan dengan standar-standar yang telah ditetapkan. Khususnya
di bidang tenaga kerja.
2.2 Infrastruktur / Prasarana
Organisasi
harus menentukan, menyediakan dan memelihara Infra-struktur yang diperlukan
untuk mencapai kesesuaian persyaratan produk. Infra-struktur meliputi,
sebagaimana sesuai:
a) Bangunan, ruang kerja dan utilitas terkait.
b) Perlengkapan proses (baik perangkat keras
maupun perangkat lunak)
c) Pelayanan pendukung (seperti transfortasi,
komunikasi atau sistem informasi)
Infrastruktur
mempengaruhi proses sistem manajemen mutu dan memiliki dampak pada mutu produk.
Dengan menspesifikasi infrastruktur yang benar tepat waktu, serta penyediaan
dan perawatannya, kita bisa menjamin kesesuaian produk dan pemenuan
persyaratan. Contoh infrastruktur adalah:
·
Pabrik, bidang, mesin dan kelengkapan kerja
·
Komputer dan programnya, misalnya untuk
manajemen logistik
·
Teknologi informasi dan komunikasi, per
fasilitas
Infrastruktur
ini membutuhkan investsi dari organisasi. Tapi hal ini memang diperlukan untuk
memastikan bahwa Sistsem Manajemen Mutu memang didukung dengan kerangka kerja
yang dibutuhkan untuk mendukung misinya.
2.3 Lingkungan Kerja
Organisasi harus
menentukan dan mengelola lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian
persyaratan produk. Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting
untuk diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksnakan
proses produksi dalam suatu perusahaan,
namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan yang
melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja yang memusatkan bagi karyawannya
dapat meningkatkan kinerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan
dapat menurunkan kinerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan
dapat menurunkan kinerja dan akhirnya menurunkan motivasi kerja karyawan.
Suatu kondisi
lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksnakan
kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja
dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi
lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan
waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rencangan sistem kerja
yang efisien.
Jenis
Lingkungan Kerja
1. Lingkungan
kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan
berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi
karyawan baik secara langsung maupun scara tidak langsung. Lingkungan kerja
fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni :
Lingkungan
yang langsung berhubungan dengan karyawan (Seperti: pusat kerja, kursi, meja
dan sebagainya)
Lingkungan
perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang
mempengaruhi kondisi manusia, misalnya :temperatur, kelembaban, sirkulasi
udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan
lain-lain.
Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik
terhadap karyawan, maka langkah pertama adalah harus mempelajari manusia, baik
mengenai fisik dan tingkah lakunya maupun mengenai fisiknya, kemudian digunakan
sebagai dasar memikirkan lingkungan fisik yang sesuai.
2. Lingkungan
Kerja Non Fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang
terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan
maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Lingkungan
non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa
diabaikan.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
Manusia akan mampu
melaksanakan kegiatannya dengan baik, sehingga dicapai suatu hasil yang
optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan yang
sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia
dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman, dan nyaman.
Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu
yang lama. Lebih jauh lagi, Keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut
tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan
sistem kerja yang efisien. Banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu
kondisi lingkungan kerja.
Berikut ini beberapa
faktor yang diuraikan Sedarmayanti (2001:21) yang dapat mempengaruhi
terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan
karyawan, diantaranya adalah:
1. Penerangan/cahaya
di tempat kerja
2. Temperatur/suhu
udara di tempat kerja
3. Kelembaban
di tempat kerja
4. Sirkulasi
udara di tempat kerja
5. Kebisingan
di tempat kerja
6. Getaran
mekanis di tempat kerja
7. Bau
tidak sedap ditempat kerja
8. Tata
warna di tempat kerja
9. Dekorasi
di tempat kerja
10. Musik
di tempat kerja
11. Keamanan
di tempat kerja
Berikut ini akan diuraikan masing-masing faktor
tersebut dikaitkan dengan kemampuan manusia, yaitu :
1. Penerangan/Cahaya
di Tempat Kerja
Cahaya atau penerangan
sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran
kerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang
tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan
lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada skhirnya menyebabkan kurang
efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai.
Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi empat
yaitu :
a. Cahaya
langsung
b. Cahaya
setengah langsung
c. Cahaya
tidak langsung
d. Cahaya
setengah tidak langsung
2. Temperatur
di Tempat Kerja
Dalam keadaan normal,
tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur berbeda. Tubuh manusia selalu
berusaha untuk mempertahankan keadaan normal, dengan suatu sistem tubuh yang
sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di luar
tubuh. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri tersebut ada batasnya, yaitu
bahwa tubuh manusia masih dapat
menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar
tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin,
dari keadaan normal tubuh.
Menurut hasil
penelitian, untuk berbagai tingkat temperatur akan memberi pengaruh yang
berbeda. Keadaan tersebut tidak mutlak berlaku bagi setiap karyawan karena
kemampuan beradaptasi tiap karyawan berbeda, tergantung di daerah bagaimana
karyawan dapat hidup.
3. Sirkulasi
Udara di Tempat Kerja
Oksigen merupakan gas
yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk
proses metaboliasme. Udara di sekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen, dalam udara tersebut telah berkurang dan
telah bercampur dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman di sekitar tempat kerja.
Tanaman merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan olah manusia. Dengan sukupnya
oksigen di sekitar tempat kerja, ditambah dengan pengaruh secara psikologis
akibat adanya tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya akan memberikan
kesejukan dan kesegaran pada jasmani. Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan
membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja.
4. Kebisingan
di Tempat Kerja
Salah satu polusi yang
cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi
yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam
jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak
pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian,
kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Karena pekerjaan membutuhkan
konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan
dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.
Ada tiga aspek yang
menentukan kualitas suatu bunyi, yang bisa menentuikan tingkat gangguan
terhadap manusia, yaitu :
a.
Lamanya kebisingan
b.
Intensitas kebisingan
c.
Frekwensi kebisingan
Semakin lama telinga mendengar kebisingan, akan
semakin buruk akibatnya, diantaranya pendengaran dapat makin berkurang.
5. Bau-bauan
di Tempat Kerja
Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat
dianggap sebagai pencemaran, karena dapat menganggu konsentrasi bekerja, dan
bau-bauan yang terjadi terus menerus dapat mempengaruhi kepekaan penciuman.
Pemakaian “air condition” yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat
digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang menganggu di sekitar tempat kerja.
6. Tata Warna
dan Dekorasi di Tempat Kerja
Menata warna di tempat
kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pada
kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal
ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan.
Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih, dan
lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan manusia. Dekorasi
ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu dekorasi tidak hanya
berkaitan dengan hasil ruang kerja saja tetapi berkaitan juga dengan cara
mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja.
7. Keamanan
di Tempat Kerja
Guna menjaga tempat dan
kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan
adanya keberadaannya. Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja,
dapat memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan (SATPAM).
8. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan salah sau faktor yang harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada seorang pun didunia ini yang menginginkan terjadinya kecelakaan. Keselamatan kerja sangat bergantung .pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a) Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan diatas.
b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
c) Teliti dalam bekerja
d) Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalah upaya perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu dalam keadaan sehat dan selamat selama bekerja di tempat kerja. Tempat kerja adalah ruang tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan usaha dan tempat terdapatnya sumber-sumber bahaya.
Kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi kecelakaan yang disebabkan oleh :
1. Mesin
2. Alat angkutan
3. Peralatan kerja yang lain
4. Bahan kimia
5. Lingkungan kerja
6. Penyebab yang lain
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan salah sau faktor yang harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada seorang pun didunia ini yang menginginkan terjadinya kecelakaan. Keselamatan kerja sangat bergantung .pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a) Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan diatas.
b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
c) Teliti dalam bekerja
d) Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalah upaya perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu dalam keadaan sehat dan selamat selama bekerja di tempat kerja. Tempat kerja adalah ruang tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan usaha dan tempat terdapatnya sumber-sumber bahaya.
Kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi kecelakaan yang disebabkan oleh :
1. Mesin
2. Alat angkutan
3. Peralatan kerja yang lain
4. Bahan kimia
5. Lingkungan kerja
6. Penyebab yang lain
Kenyamanan
Fisik
Tempat dimana orang-orang harus menghabiskan banyak
waktu berkonsentrasi harus memiliki kondisi yang memastikan kenyamanan fisik
orang-orang tersebut:
1. Mudah
dijangkau
2. Memudahkan
pergerakan yang berhubungan dengan ukuran tempat dan penempatan prabot
3. Kenyamanan
posisi ditentukan oleh jenis perabot dan penempatannya untuk semua
kelompok dihubungkan dengan titik pusat
dimana presentasi akan dilakukan
4. Kenyamanan
suara
5. Kenyamanan
suhu
Kenyamanan
Pikiran
Menumbuhkan motivasi
karyawan dengan benar merupakan modal penting agar sumber daya manusia
perusahaan Anda mampu bekerja dengan baik dan optimal. Merasa memiliki
perusahaan dan mendorong terciptanya hubungan yang baik antara pimpinan dan
karyawan. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan:
1. Melakukan
pendekatan emosional terhadap para karyawan
Kedekatan
emosional antara seorang pimpinan dan bawahan yang proporsional akan membuat
seorang bawahan merasa lebih nyaman saat berinteraksi. Kenyamanan akan
menumbuhkan hubungan yang baik, dan hubungan baik tersebut bisa menumbuhkan
rasa cinta terhadap perusahaan. Kecintaan dan rasa memiliki akan membuat
seseorang memiliki motivasi kerja yang baik terhadap perusahaan Anda.
2. Motivasi
karyawan dibangun didasarkan pada contoh suri tauladan
Motivasi
karyawan yang baik akan muncul saat ia melihat adanya contoh keteladanan yang
baik dari seorang atasan. Keteladanan meliputi keteladanan sikap,
moral, kinerja, kecerdasan dan sebagainya. Motivasi akan terbangun kuat apabila
seorang pimpinan memiliki hal yang memang pantas untuk di tularkan kepada para
karyawan atau bawahan.
3. Melibatkan
karyawan atau bawahan untuk memberikan usul, ide dan saran bagi pengembangan
sebuah perusahaan
Motivasi karyawan
akan terbangun apabila ia diberi kesempatan untuk menyampaikan ide, gagasan
atau saran yang membangun bagi perkembangan perusahaan. Memberikan kesempatan
menyampaikan ide, saran dan gagasan tersebut juga akan membuat kualitas sumber
daya manusia perusahaan semakin berkembang. Bisa jadi usul atau ide mereka
lebih cemerlang dan baru dibanding apa yang Anda pikirkan.
4. Menjelaskan
mengenai visi misi, tujuan serta misi mulia apa sebenarnya yang ada di
perusahaan untuk masyarakat
Melakukan bisnis
usaha tidak semata-mata ditujukan untuk kepentingan profit pribadi pemilik
perusahaan, namun juga memiliki misi kebermanfaatan terhadap masyarakat.
Pelayanan bisnis usaha yang baik terhadap konsumen perlu dibangun pada karyawan
agar motivasi karyawan dalam bekerja tidak hanya untuk kepentingan pribadi,
namun juga untuk manfaat kehidupan masyarakat.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
3.1
Kesimpulan
Tujuan manajemen sumber daya manusia adalah memperbaiki kontribusi
produktif orang-orang atau tenaga kerja terhadap organisasi atau perusahaan
dengan cara yang bertanggungjawab secara strategis, etis dan sosial.
Tujuan dari suatu perusahaan terkait dengan adanya SDM diantaranya yaitu:
1. Produktifitas
2. Laba (frofit)
Adapun mekanisme pengelolaan atau dalam hal upaya pencapaian tujuan yaitu:
a. Perencanaan SDM
b. Rekrutmen
c. Seleksi
d. Pelatihan dan Pengembangan
e. Penilaian Prestasi Kerja
f. Kompensasi
g. Pemeliharaan Keselamatan Tenaga Kerja
h. Hubungan Karyawan
Tanpa adanya tenaga kerja yang kompeten, suatu organisasi atau perusahaan
akan berjalan biasa-biasa saja walaupun organisasi itu mampu bertahan. Karena
alasan inilah maka rekruitmen dan pengelolaan SDM merupakan hal yang sangat
penting dalam SDM.
3.2
Saran
Berkenaan dengan wacana diatas saran yang ingin disampaikan yaitu masalah
kualitas tenaga kerja yang berkulitas mudah-mudahan dapat menciptakan lapangan
kerja yang dengan sendirinya menjadikan lapangan kerja makin luas dan bertambah
cadangan tenaga kerjapun berkualitas, sehingga seimbang dan dapat memperbaiki
pengelolaan SDM kedepan.
DAFTAR
PUSTAKA
A.Anwar Prabu Mangkunegara (2004). Manajemen Sumber
Daya Manusia, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Alex S. Nitisemito (2000). Manajemen Personalia:
Manajemen Sumber Daya Manusia, Ed. 3, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Faustino Cardoso Gomes (2001). Manajemen Sumber Daya
Manusia, Andi Offset, Yogyakarta.
http://forum.praktekbisnis.com/Fokus/FM_Vol7No1/FM_Vol7No1_Abstrak%209%20ok.pdf
http://erick-son2.blogspot.com/2009/10/pengertian-kesehatan-keselamatan-dan.html
hallobuana.blogspot.com
http://www.portalhr.com/berita/kenyamanan-kantor-kunci-kepuasan-karyawan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar